Saturday, November 24, 2012

Idealisme Mahasiswa?

Bismillahirrahmanirrahim.
Postingan pertama di blog ini, semoga bisa menjadi awal yang bagus bagi tempat mencurahkan pikiran ini ^^

Saya cukup tertarik dengan pernyataan Bang Daus TI'06 (Ketua BEM FTUI 2009) saat ditanya apa sih idealisme mahasiswa itu? "Jawabannya, simpel, katakan hitam adalah hitam, katakan putih adalah putih. Tiada kata jera dalam perjuangan." Setelah setahun mengemban amanah menjadi mahasiswa, saya baru sadar esensi dari idealisme titel saya tersebut.

Kalau memang dua kalimat tersebut adalah makna dari idealisme mahasiswa, maka saya yakin hampir tidak ada mahasiswa yang ideal. Ya, hampir tidak ada. Mahasiswa mana yang tidak senang ketika dosennya memberi nilai 'gaib' yang bagus? Mahasiswa mana yang tidak senang ketika mendapat beasiswa, padahal masih ada yang lebih kurang mampu yang membutuhkan? Lalu di mana letak 'katakan hitam adalah hitam katakan putih adalah putih'?


Terlebih lagi slogan di atas, 'tiada kata jera dalam perjuangan'. Sebuah slogan yang muncul pada akhir tahun 1970a, saat ketua DM - DM (Dewan Mahasiswa, BEM pada masa itu) perguruan tinggi ternama di Indonesia ditawan pemerintah. Makna 'perjuangan' di atas jelas berarti perjuangan melawan ketidakadilan, perjuangan melawan bromocorah - bromocorah birokrat, dan sejenisnya. Semakin hari, semakin sedikit yang peduli dengan slogan ini.

Pada dasarnya mahasiswa adalah manusia, manusia memiliki ego. Ego untuk hidup dalam comfort zone. Dan tidak semua comfort zone itu adalah putih. Bahkan banyak mahasiswa yang sudah merasa berada dalam comfort zone sejak awal, sehingga kata 'perjuangan' pun kehilangan makna baginya.

Sungguh ironi, seiring berjalannya waktu, idealisme ini semakin terkikis. Idealisme yang sejak awal tidak ada secara utuh, terkikis menjadi menuju ketiadaan.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

intermezo
 kalau dipikir-pikir, konsep soft loan pada statuta UI itu ada benarnya juga. Karena kalau mahasiswa kuliah dibiayai pemerintah, apakah ada jaminan saat keluar kuliah nanti ia akan mengabdi bagi negara? Atau setelah lulus ia hanya mengejar comfort zone bagi dirinya sendiri?


Sabtu, 24 November 2012 pukul 20:31 WIB