Wednesday, February 13, 2013

B.J. Habibie pun Kesepian


Sehebat Apapun Kita Pasti Akan Kesepian Juga

Kemaren gue baru nemu buku karangan Habibie yang judulnya ‘Detik – Detik yang Menentukan’. Jadi kayaknya sih buku itu nyeritain apa aja yg Habibie lakukan selama jadi presiden. Tapi sebelum baca bukunya, gue tertarik untuk membaca biografi Habibienya dulu. Dan setelah membaca biografinya, WAAAAW, gue tiba2 langsung merenung karena ada suatu ironi, sangat ironi, super duper ironi deh pokoknya.

Gue adalah salah satu dari ribuan atau mungkin jutaan orang yang terinspirasi sama Habibie. Dan gue akui gue baru terinspirasinya pas nonton Habibie dan Ainun. Jadi sebelum masuk ke ke-ironi-an nya, gue mau ngeshare dikit tentang Habibie. Nama lengkap beserta gelar beliau adalah Prof.Dr.Ing.-Dr.Sc.H.C.Mult.Bacharuddin Jusuf Habibie. Gile ga tuh, gelarnya lebih panjang daripada namanya (walaupun katanya ada orang yang gelarnya sampe tiga baris kalo ditulis). Selain itu, beliau juga menerima 17 medali penghargaan dari dalam negeri dan 16 dari dunia internasional, yang judul gelarnya aneh – aneh kayak Grand Officer la Legion D’honneur, Das Grosskreuz, La Gran Crus de la Orden del Merito, dan banyak judul aneh laennya. Udah gitu gelar H.C. (Honoris Causa) beliau juga ga Cuma dari satu universitas kayak Jusuf Kalla kemaren. Habibie dapet gelar Honoris Causa dari lebih dari 3 universitas dan institute!!! Selain itu Habibie juga sempet memegang 47 jabatan penting seperti dirut PT.IPTN, PT.PAL, Industri Senjata Ringan, menristek, bahkan presiden Indonesia. Sangat menginspirasi, seorang insinyur yang bener2 berbuat saangaaaaaaaatt banyak untuk Indonesia.

Nah terus bagian mana ironinya itu??? Setelah membaca biografinya (yang tentunya lebih lengkap dari yg gue tulis di atas), gue jadi semakin termotivasi dan terinspirasi oleh beliau. IRONInya adalah, gue membandingkan biografinya dengan kondisinya sekarang (yang gue tonton di Just Alvin sekitar 2-3minggu lalu) dan film Habibie Ainun. Gila bro, orang sehebat dia, sebanyak temen dia, sesibuk dia, seberkontribusi dia, bener2 merasa kesepian saat ditinggal Ainun!! Dan gue jadi sadar setinggi apapun mimpi gue, sehebat apapun gue nanti (aamiiiin), nanti pasti bakal jadi insan yang kesepian juga. Kalo ga pas ortu berpulang, istri berpulang, atau guenya yang berpulang.

Ya, jadi refleksi dan renungan sendiri buat gue. Jadi yang sekarang mungkin tergila – gila nyari ilmu, nyari temen, nyari duit, nyari pacar, atau nyari apapun juga, ingatlah bahwa nanti kita bakal jadi insan yang kesepian juga. Jadiin itu motivasi supaya sekarang, selama kita masih belom kesepian, manfaatkan waktu kita semaksimal mungkin untuk kebaikan. Untuk mempersiapkan masa – masa kesepian nanti. Jangan sampe kita baru menyesal pas kemudian hari. Habibie yang segitu hebatnya, segitu kontributifnya aja menyesal, apalagi kita.

Loneliness is where we started and where we will be ended.

Bramka Arga Jafino
Rabu, 13 Februari 2013.

Friday, February 8, 2013

Peran Teknik Industri dalam Membangun Negara: Amerika Serikat


Peran Teknik Industri dalam Membangun Negara: Amerika Serikat

Teknik Industri (selanjutnya disingkat TI), sebagai rumpun ilmu keteknikan yang paling unik, mempunyai peran yang krusial dalam kemajuan suatu Negara. Prinsip utama dasar TI seperti ke-efisien-an, ke-efektivitas-an, holistic view, serta prinsip – prinsip lainnya seringkali menjadi jawaban atas permasalahan yang dihadapi suatu bangsa. Pada kesempatan kali ini, saya ingin sedikit sharing tentang salah satu Negara yang mengakui TI sebagai faktor kunci keberhasilan negaranya: Amerika Serikat.

Amerika Serikat pertama kali mengakui TI sebagai rumpun ilmu yang menyukseskan Negara pada tahun 1970an. Meskipun Negara ini adalah Negara tempat TI dilahirkan, namun ternyata butuh waktu cukup lama sebelum pemerintah sadar bahwa TI adalah jawaban atas permasalahan Amerika. Jika dibandingkan pada dengan tahun 1950, pengeluaran pemerintah untuk operasional pemerintahan itu sendiri meningkat hampir 2 kali lipat. Pada tahun 1950, operasional Negara mencakup 8% dari total anggaran belanja Negara sedangkan pada tahun 1975 meningkat menjadi 15%. Untuk menekan angka tersebut, program peningkatan produktivitas berbasis TI sangat diandalkan oleh pemerintah. Penerapan program peningkatan produktivitas ini dilakukan baik pada pemerintah daerah maupun pemerintah pusat.

Penerapan program tersebut berfungsi untuk mengklarifikasi ‘makna’ dan ‘hasil’ dari setiap kebijakan operasional pemerintahan. Menambah jumlah polisi tidak berarti mengurangi angka kriminalitas. Menambah jumlah pekerja perbaikan jalan bukan berarti memiliki lebih sedikit jalan yang berlubang/tidak rata. Meningkatkan jumlah suster di rumah sakit belum tentu meningkatkan pelayanan kesehatan itu sendiri. Setelah menelusuri ‘makna’ dan ‘hasil’ melalui riset yang berbasis TI, pemerintah dapat mengetahui bagian mana yang harus ditekan, dan bagian mana yang harus ditingkatkan. Metode untuk ‘meningkatkan’nya pun dapat dianalisa menggunakan keilmuan TI.

Jumat, 8 Februari 2013
Bramka Arga Jafino

REFERENSI
Niles, John S., “The Role of Industrial Engineers in State and Local Government Cutback Management”, Industrial Engineering Conference Proceedings, 1982.