Beberapa hari yang lalu ketika akan sidang
pleno di ruang MPM, saya iseng membongkar lemari yang terdapat di ruang
tersebut. Dalam lemari itu terdapat berbagai dokumen – dokumen lama BPM FTUI
dan SM FTUI. Salah satu dokumen yang menarik perhatian saya adalah arsip Muker
IV IKM FTUI (arsip tahun 1991-1996). Muker atau Musyawarah Kerja adalah forum
bagi anggota IKM FTUI yang diadakan minimal sekali dalam empat tahun untuk
menelaah ulang peraturan – peraturan tertinggi yang ada di IKM FTUI, baik itu
Kode Etik IKM FTUI, GBHI, serta PD PRT IKM FTUI. Dalam arsip tersebut terdapat
sebuah surat, yang saat membacanya saya langsung tergugah untuk merefleksikan
sudah berapa banyak hal yang kita lakukan selama perkuliahan ini. Berikut suratnya.
******************************************************************************
SURAT TERBUKA UNTUK PESERTA MUKER FTUI
Dengan suatu lompatan evolusioner
manusia mulai menggpai suatu cita – cita ideal, yang demi pemenuhannya
terkadang ia melupakan kepentingannya sendiri. Konsentrasinya dicurahkan
sepenuh keyakinan dan pengbdiannya pada kemanusiaan. Datanglah suatu tahap
ketika untuk mewujudkan cita – citanya itu dia tidak hanya mengabaikan
kesenangnnya, posisi dan kekayaannya, tetapi bahkan mempertaruhkan
kehidupannya.
Seorang ilmuwan sejati berupaya
melakukan penemuan, bukan untuk mengbdi pada tirani atau untuk memperoleh
pujian. Tetapi ia melakukan itu untuk menambah pengetahuan dan pengabdian pada
kemanusiaan.
Seorang pekerja sosial yang tulus
berusaha untuk melayani pengobatan bagi penderita, untuk menolong mereka yang
sengsara dan tertindas, bukan demi pujian dan popularitas. Tetapi semua itu
demi kemanusiaan dan pengabdian.
Sebagian kecil mahasiswa (yang pasti
bukan mahasiswa FTUI) berusaha memperjuangkan kaum tertindas. Mereka tidak
tertarik lagi dengan gelar akademis, padahal jutaan anak Indonesia (nah ini
baru termasuk hampir keseluruhan mahasiswa FTUI) berebutan meraihnya dengan
belajar serius, merayu dosen atau apa saja. Mereka juga tidak lagi menggubris
karier di kota besar, dalam ruangan ber AC, meja ber PC, dan sekretaris yang KC
(baca: kece). Padahal untuk itu jutaan anak muda berlomba.
Seorang penganut ideology tertentu
menghadapi segala macam kesulitan dan bahaya serta berkorban untuk kebebasan
negaranya.
Julukan apa yang tepat bagi orang –
orang itu?
Dan bagaimana menafsirkan kerja
mereka?
Tidak ada celanya anda memanggilnya
seorang idealism karena mungkin apa yang ia perjuangkan pada realitanya belum
tentu baik dalam alam ataupun dalm masyarakat. Dia hanya mempersepsikannya
sebagai sesuatu yang ideal dalam pemikirannya dan menjadikannya sebgai bagian
dari kehidupannya. Hasrat yang seperti itu menjadi kekutan pendorong yang
mengarakkan untuk meneruskan segala usahanya tersebut hingga apa yang
sebelumnya merupakan gagasan bisa terwujud dan menjadi kenyataan sejarah.
Setiap ajaran ideologis mesti
memiliki suatu gagasan yang belum terwujud sebagai suatu realitas tetapi
pengorbanan harus dilakukan untuk mencapainya. Inilah suatu yang tidak bisa
dijelaskan oleh teori materialism. Hal mengnenai gagasan tersebut tidak bisa
ditafsirkan oleh hukum materi dan alam.
Gagasan ideal tersebut merupakan
nilai – nilai luhur yang harus diperjuangkan oleh manusia, dan demi untuk itu
manusia harus selalu siap berkorban. Jika anda ingin menemukan sosok pribadi
yang benar – benar memiliki kualitas sebagai manusia maka carilah seseorang
yang berbakti pada gagasan ideal dan nilai – nilai luhur tersebut yang ada di
luar hukum – hukum psikologi dan biologi.
Sebaiknya dalam Muker nanti hal yang
terpenting dikaji adalah, tipe mahasiswa seperti apa yang ingin dihasilkan oleh
FTUI!!!
Apakah
FTUI akan memproduksi mahasiswa dengan IPK 3, tpi tidak pernah mau tahu dengan
permasalahan lingkungannya atau FTUI akan memproduksi mahasiswa seperti yang
tergambar di atas. Kesemuanya itu tidak terlepas dari program senat secara
keseluruhan.
Bisakah FTUI melahirkan sosok
manusia idealis dengan kegiatan senat yang lebih menjurus adventure. Coba kita
renungkan manusia seperti apa yang bisa dihasilkan dengan BKST, LML, 3M, Sunday
Ars, malam kekerabatan dan masih banyak kegiatan yang pelaksanaannya serba
tidak jelas. Begitu juga Mabim apakah mampu menciptakan seorang yang idealis?
Gema BKST mungkin didengan hampir oleh semua warga UI, tapi sampai dimanakah
gema kelompok ilmiah teknik?
Terbesit suatu harapan mudah –
mudahan dalam Muker nanti minimal bisa dirumuskan apa yang menjadi sasaran
utama anda. Jika anda ingin memproduksi mahasiswa yang bisa menyelesaikan studi
dengan cepat:
-
Buatlah suasana
kampus yang tenang (seperti saat ini) dan tidak perlu mempermasalahkan hal –
hal yang tidak berhubungan dengan studi.
-
Aktifkan kelompok
– kelompok ilmiah di teknik
-
Kondisikan
mahasiswa supaya mereka tidak sempat memperhatikan lingkungannya
Tapi
juka anda ingin menciptakan mahasiswa yang sesungguhnya maka anda harus merombak
program^2 anda yang lalu. Cobalah anda renungkan, mahasiswa seperti apa yang
akan terbentuk dengan kegiatan seperti BKST, 3M, Sunday Arts, malam
kekerabatan. Apakah anda pernah mengevaluasi hasil kegiatan tersebut.
Dari mahasiswa teknik yang dihasilkan,
dapat dilihan program^2 anda yang lalu terbukti mencapai sasaran. Dengan
program kegiatan anda lebih banyak hura – huranya maka terbentuklah mahasiswa
yang tidak peka terhadap masalah sosial dan mahasiswa yang mementingkan dirinya
sendiri.
Yang menjadi pertanyaan apakah hal
ini akan anda biarkan saja atau anda mempunyai keinginan merubahnya. Jika anda
ingin merubahnya, yang paling penting anda harus melatih mahasiswa FTUI supaya
peka terhadap masalah sosial, dan itu dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti membuat bulletin yang isinya khusus tentang permasalahan sosial di
sekitar anda atau mungkina anda (fungsionaris senat) perlu belajar dari rekan
anda di universitas lain.
Jika anda berhasil menciptakan
mahasiswa yang peka terhadap masalah sosial dan berbakti pada gagasan ideal
serta nilai^2 luhur, mudah – mudahan cita - cita bangsa ini akan tercapai.
Wahai fungsionaris FTUI!!!! Tunjukkanlah
engkau mampu berbuat tidak hanya bicara dan mengotori dinding kampus dengan
slogan – slogan kosongmu.
Kalau
anda memang tidak mampu berbuat apa – apa lebih baik anda diam saja dan jangan
anda menjadi kelompok yang menyuarakan omong kosong.
********************************************************************************
Surat tersebut cukup menampar bagi saya. Sudah sejauh
mana kita memberikan manfaat bagi orang – orang di sekitar kita. Atau selama
ini kita hanya memedulikan diri kita pribadi?
Notes ini semata –
mata bertujuan untuk membagi cerita kepada pembaca. Tidak ada intensi untuk
menyudutkan pihak manapun.