STOP Klakson!
Sore ini ketika saya sedang mengemudi sepeda motor di ruas jalan Margonda, tepatnya di lampu merah Juanda arah dari Margo City, ada seorang pengendara sepeda motor lainnya yang kurang beruntung (sebut aja si A). Ketika lampu merah berubah menjadi hijau dan semua kendaraan jalan, motor si A yang berada di depan sebuah taksi tiba – tiba mogok dan tak bisa dinyalakan. Waktu saya melewati si A, si A sedang berusaha menyalakan motornya namun motor tak kunjung menyala. Taksi dibelakangnya pun mengklakson dengan sangat kencang, bertubi – tubi dan gak berhenti – henti. Klakson susulan dibunyikan oleh motor – motor dan mobil – mobil di belakangnya yang juga tidak dapat bergerak karena mogoknya motor si A ini.
Sore ini ketika saya sedang mengemudi sepeda motor di ruas jalan Margonda, tepatnya di lampu merah Juanda arah dari Margo City, ada seorang pengendara sepeda motor lainnya yang kurang beruntung (sebut aja si A). Ketika lampu merah berubah menjadi hijau dan semua kendaraan jalan, motor si A yang berada di depan sebuah taksi tiba – tiba mogok dan tak bisa dinyalakan. Waktu saya melewati si A, si A sedang berusaha menyalakan motornya namun motor tak kunjung menyala. Taksi dibelakangnya pun mengklakson dengan sangat kencang, bertubi – tubi dan gak berhenti – henti. Klakson susulan dibunyikan oleh motor – motor dan mobil – mobil di belakangnya yang juga tidak dapat bergerak karena mogoknya motor si A ini.
Oke, sebelum bahas kasus si A, saya tertarik untuk
membahas gambar reinforcing loop di
atas dulu. Di jalanan yang macet (lampu merah salah satunya) sering banget kita
temuin mobil – mobil dan motor – motor yang membunyikan klaksonnya karena tidak
sabar. Padahal kalau kita nglakson di kondisi tersebut, suara klakson kita akan
menambah emosi kumulatif semua pengemudi yang ada di jalan. Emosi kumulatif
yang bertambah ini memicu kita dan pengendara/pengemudi lainnya buat nglakson
juga, yang akhirnya jumlah klakson semakin banyak dan emosi kumulatif juga
meningkat terus. Akhirnya, yang kita dapat adalah capek karena emosi
mendengarkan klakson – klakson tersebut. Sadar ga sih mereka bahwa mereka
sedang terjebak dalam reinforcing loop di
atas?
Oke, mungkin sekarang orang sudah makin waras.
Mereka tidak klakson karena ketidaksabaran mereka, tapi mereka nglakson karena
ada perilaku salah satu pengemudi lainnya yang merugikan mereka. Contohnya,
kayak si A yang tidak beruntung ini. Masih benarkah kalo mereka nglakson?
Diagram loop
di atas menggambarkan ekspansi dari loop
sebelumnya, di mana sekarang ditambah perilaku si A. pengemudi – pengemudi
lainnya nglakson dengan harapan si A segera sadar untuk memperbaiki situasinya
(dalam hal ini nyalain motornya), sehingga si A meningkatkan usahanya dan
situasi yang tidak diinginkan (dalam hal ini mesin motor yang tiba – tiba mati
padahal lampu sudah hijau) segera diselesaikan. Kalau ‘situasi yang tidak
diinginkan’ sudah terselesaikan, maka jumlah klakson akan berkurang dan hilang
(panah biru menunjukkan hubungan yang berbanding lurus, sedangkan panah merah
menunjukkan hubungan berbanding terbalik).
Tapi sadarkah si pengemudi – pengemudi yang
mengklakson ini, bahwa ada dampak lain akibat klakson yang terlalu banyak? Coba
anda bayangkan kalau anda berada di posisi si A, dan tiba – tiba hujatan
klakson datang bertubi – tubi. Anda pasti akan kaget dan menjadi panik,
sehingga konsentrasi anda untuk memperbaiki situasi justru berkurang dan
‘situasi yang tidak diinginkan’ pun menjadi semakin lama terselesaikan. Jelas,
karena orang yang berada dalam tekanan cenderung tidak dapat berpikir dengan
lebih baik. Alhasil, justru klakson pertama akan mengundang klakson – klakson
lainnya untuk berbunyi dan memperkeruh suasana.
Diagram loop
di atas adalah diagram sederhana dari perilaku tipikal masyarakat Indonesia
(atau mungkin cuma Depok dan Jakarta?). Masalahnya, saat semakin banyak orang
berperilaku demikian, justru sebenarnya semakin memperparah suasana.
Andai kita sadar bahwa banyak tindakan kita yang
justru memperkeruh suasana.
Andai kita sadar bahwa perilaku sederhana yang
tidak baik akan menjadi masalah jika dilakukan oleh banyak orang.
Andai kita sadar bahwa sikap kita dapat
mempengaruhi sikap orang lain juga.
Dunia ini
bulat, begitu juga sistem di dalamnya.
Bramka Arga Jafino. 20 Desember 2014 pukul 21.18
WIB.
No comments:
Post a Comment